Mengenal Teori Tindakan Sosial Max Weber

Sosok Inspiratif5788 Dilihat

Mudabicara.com_ Teori tindakan sosial merupakan salah satu teori yang dicetuskan oleh Max Weber. Teori ini membahas terkait tindakan individu yang  berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain.

Kali ini mudabicara akan membahas teori populer dalam khazanah ilmu sosiologi yaitu Teori Tindakan Sosial. Teori ini menarik dibahas di tengah kondisi masyarakat mengalami polarisasi karena tsunami informasi seperti sekarang.

Mengenal Teori Tindakan Sosial

Teori Tindakan Sosial merupakan teori yang konsen pada motif dan tujuan. Dengan pendekatan teori ini kita akan mampu menelaah perilaku seseorang maupun kelompok dalam melakukan tindakan.

Kita tentu memahami bahwa semua tindakan mempunyai motif dan tujuan yang berbeda-beda dan di sinilah starting point pentingnya mengkaji teori ini.

Di sisi lain, teori ini juga menjelaskan maksud dari tindakan sosial dan tipe-tipe tindakan sosial. Tipe-tipe tersebut adalah rasionalitas instrumental, rasionalitas nilai, tindakan afektif, serta tindakan tradisional.

BACA JUGA : PROBLEMATIKA TENAGA KERJA INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN SINGLE MARKET

Dalam Khazanah kajian sosiologi Teori Tindakan Sosial merupakan teori yang dicetuskan oleh seorang sosiolog moderen yakni Max Weber.

Seorang yang punya pengaruh besar terhadap perkembangan kajian ilmu sosiologi. Pengaruh Weber termaktub melalui maha karyanya seperti Basic Sociological Terms, The Types of Legitimate Domination, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, Objectivity in Social Science, Economy and Society, Sociology of Religion, dan Methodological Essays.

Beberapa tulisan Weber di atas memberi dampak signifikan terhadap perkembangan keilmuan sosiologi. Pemikiran Weber mengkiritik pemikiran Marx yang sangat materialistis.

Misalnya soal kapitalisme, Weber menyatakan bahwa tidak tepat jika peradaban barat dibangun dari reruntuhan nilai-nilai agama. Ia menilai justru nilai-nilai agamalah yang menjadi fondasi barat dalam memenangkan kapitalisme. Baca pendapat ini lebih lanjut pada karyanya yang berjudul The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism.

Selain mengkritik, Weber juga fokus pada pembahasan ide dan nilai yang kemudian menjadi alternatif. Di samping itu, tulisanya juga menjadi rujukan bagi khazanah keilmuan lain seperti hukum, ekonomi dan politik.

Siapakah Max Weber?

Lahir di kota Erfurt, Jerman di lingkungan keluarga borjuis pada tahun 1864 dari seorang birokrat bernama Max Weber Sr dan ibu Helene Fallenstein. Weber Kecil bernama asli Maxilian Karl Emil Weber dan mempunyai saudara bernama Alfred. Ia hidup selama 56 tahun, meningal di Munich pada tahun 1920.

BACA JUGA : BUKU THE LIMIT OF INTERNASIONAL LAW KARYA J.L GOLDSMITH DAN E.A POSNER

Kertertarikan Weber terhadap dunia akademis berawal sejak dia masuk Universitas Heidelberg. Karena situasi politik mengakibatkan ia harus meninggalkan Heidelberg pada semester 3 untuk dinas militer. Pada tahun 1884 ia Kembali ke Berlin guna melanjutkan studinya. Di samping studi di Berlin Weber juga belajar di Universitas Goettingen. Kecakapan dan intelektualitas yang matang pada tahun 1896 Weber mendapat gelar professor ekonomi di Universitas Heidelberg.

Secara umum pemikiran Weber banyak mempengaruhi diskursus soal modernitas dan post-modernitas. Selain itu karya-karyanya menjadi rujukan para tokoh sosiolog setelahnya seperti Pierre Bourdieu dan Anthony Gidden.

Teori Sosiologi Max Weber

Teori Tindakan Sosial adalah teori yang mengkaji tentang motif dan perilaku dari seorang manusia. Pendekatan pemaknaan yang bersifat subyektif sehingga memungkinkan seseorang mampu mempengaruhi dan menerima pengaruh orang lain. Lebih lanjut Weber menyatakan bahwa setiap tindakan individu kepada individu atau kelompok lain memiliki makna yang bersifat subjektif.

Di sisi lain, Weber berpendapat bahwa cara terbaik untuk memahami berbagai kelompok adalah menghargai bentuk-bentuk tipikal tindakan yang menjadi ciri khasnya. Alhasil kita dapat memahami alasan-alasan mengapa warga masyarakat tersebut bertindak. Secara umum memang tujuan sosiologi salah satunya adalah memahami secara mendalam makna subjektif dari tindakan sosial seorang individu.

Teori ini berguna untuk memahami tipe-tipe perilaku tindakan setiap individu maupun kelompok. Dengan memahami perilaku setiap individu maupun kelompok, sama halnya kita telah menghargai dan memahami alasan-alasan mereka dalam melakukan tindakan tersebut.

Dalam konteks motif para pelakunya Weber membagi teori tindakan sosial menjadi empat bagian yakni Tindakan tradisional, Tindakan afektif, Tindakan rasionalitas instrumental dan Tindakan rasionalitas nilai.

Apa Itu Teori Tindakan Sosial?

Teori Tindakan Sosial

Sebagai manusia tindakan kita selalu berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial karena membutuhkan satu sama lain.

Berdasarkan buku Menguji Loyalitas Umat terhadap Fatwa karya Rofiah, dkk. (2021: 47), Teori Tindakan Sosial Max Weber membahas tentang tindakan sosial itu sendiri dimana tindakan yang berhubungan dengan orang lain.

Disamping itu, Rofiah, dkk. (2021: 47) menjelaskan bahwa Teori Tindakan Sosial dari Max Weber memiliki orientasi pada motif dan tujuan pelaku. Teori tersebut memungkinkan seseorang untuk memahami tipe-tipe perilaku tindakan manusia.

Tipe-Tipe Tindakan Sosial

1.Tindakan Tradisional

Tindakan Tradisional adalah tindakan yang berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun temurun. Tindakan ini mengacu pada tindakan yang berdasarkan tradisi atau tindakan yang telah dilakukan berulang-ulang sejak zaman dahulu.

Weber menilai tindakan tradisional merupakan tindakan yang tidak melalui pemikiran yang rasional. Sebab tindakan ini berlangsung secara spontan tanpa melalui pemikiran, perencanaan dan pertimbangan. Dasar dari tindakan ini biasanya adat, tradisi turun temurun sejak lama. Artinya tindakan tradisional ini terjadi secara berulang dan sama seperti sebelum-sebelumnya.

Dalam konteks Indonesia kita bisa melihat contoh tindakan tradisional ini dari fenomena mudik. Bahwa masyarakat yang merantau di kota-kota besar akan melaksanakan mudik ke kampung halaman di saat lebaran.

Artinya apapun yang dilakukan masyarakat atas dasar adat istiadat atau tradisi yang sudah ada merupakan salah satu bentuk tindakan tradisional

Makan tindakan tradisional merupakan tindakan yang mengacu pada kebiasaan-kebiasaan masa lalu. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan tanpa menyadari alasan atau membuat perencanaan terlebih dahulu.

2. Tindakan Afektif

adalah tindakan yang berdasarkan kondisi-kondisi dan orientasi-orientasi emosional pelaku/aktor. Tindakan ini mengacu pada tindakan yang berlandaskan oleh perasaan individu. Sama seperti sebelumnya bahwa tindakan afektif ini tidak  melalui pemikiran rasional sebab dorongan emosinal lebih kuat.

Kita perlu memahami bahwa emisional berbeda dengan rasional. Emosional lebih mengedepankan reaksi spontan atas apa yang terjadi sedangkan rasional lebih mengedepankan pertimbangan pemikiran.

Tindakan Afektif ini dapat kita lihat dari fenomena menangis saat prosesi pemakaman. Tindakan menangis ini dilakukan secara spontan dan begitu saja. Bahagia saat mendapat hadiah dari orang tua atau kekasih. Kedua tindakan di atas termasuk contoh tindakan afektif

Maka tindakan afektif merupakan tindakan sosial yang dipengaruhi oleh perasaan atau emosi. Tindakan ini kerap dilakukan tanpa perencanaan yang matang dan tanpa kesadaran penuh.

3. Tindakan Rasionalitas Instrumental

Tindakan yang berdasarkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh aktor yang bersangkutan. Perilaku ini mengacu pada tindakan yang berdasarkan pada rasionalitas sang aktor demi mencapai tujuan tertentu.

Tindakan ini disebut juga tindakan instrumental bertujuan sebab tindakan ini dilakukan melalui upaya dan usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kata rasional mengandung makna implisit logis dan instrumental untuk mencapai tujuan. Artinya tindakan ini berdasarkan perencanaan yang matang serta pertimbangan sebelumnya.

Kita dapat melihat fenomena tindakan rasional ini dari contoh berikut. Karena kamu ingin kuliah jam 10 maka kamu memilih naik gojek motor dari pada gocar karena tidak ingin terlambat sebab kamu bangun kesiangan jam 9:45. Memilih gojek motor ini merupakan contoh tindakan rasional instrumental sebab pemilihan gojek berlandaskan alasan yang jelas agar kamu tepat waktu.

Maka tindakan rasionalitas instrumental juga disebut sebagai tindakan sosial murni. Seseorang tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya, tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.

4. Tindakan Rasionalitas Nilai

Tindakan rasional berdasarkan nilai, yang dilakukan untuk alasan-alasan dan tujuan-tujuan yang ada kaitanya dengan nilai-nilai yang diyakini secara personal tanpa memperhitungkan prospek-prospek yang ada kaitanya dengan berhasil atau gagalnya tindakan tersebut. Tindakan ini mengacu pada tindakan yang dilandasi oleh kepercayaan terhadap nilai-nilai tertentu

Tentu tindakan ini melalui pemikiran secara rasional dan memperhatikan berbagai macam nilai-nilai yang ada. Artinya individu yang bertindak mengutamakan apa yang  baik, lumrah, wajar dan benar dalam masyarakat. Apa yang baik bisa bersumber dari etika, agama, atau bentuk sumber nilai lain.

Kita dapat melihat tindakan rasionalitas nilai ini dari kita memilih memakai celana panjang dari pada celana pendek saat sholat. Kita memilih berjabat tangan mengunakan tangan kanan dari pada tangan kiri. Kedua keputusan tersebut berdasarkan adanya pertimbangan nilai. Apabila tidak melakukan hal tersebut kita dianggap tidak wajar atau malah dianggap menghina sehingga terjadi penolakan dari masyarakat.

Tipe tindakan sosial ini adalah kondisi bahwa seseorang tidak dapat menilai tepat atau tidaknya cara yang dipilih untuk mencapai tujuan. Pada konteks ini, tujuan serta cara-cara mencapainya cenderung menjadi sukar untuk dibedakan.

Akhirkata, memahami teori tindakan sosial sama artinya memahami masyarakat secara interpretatif. Di sinilah sosiologi bisa memberi penjelasan kausal mengenai fenomena sosial dan di sinilah salah satu sumbangsih intelektual seoarang Max Weber dalam khazanah keilmuan sosiologi.

BACA JUGA : RANGKAP JABATAN PEJABAT PUBLIK DALAM KACAMATA UNDANG-UNDANG

Dengan kita memahami empat bagian teori tindakan sosial di atas maka kita akan dapat menganalisis makna simbolis dari tindakan seseorang. Kemudian kita mampu menginterpretasi, mengindetifikasi dan mengkalirifikasi tipe tindakan sosial apa yang mendasari individu atau kelompok tersebut

Max Weber pun menyatakan bahwa dengan konsep makna subjektif, sosiologi dapat memahami orientasi, motivasi dan penyebab dari tindakan yang dilakukan individu meskipun motif tersebut tak bisa terobservasi. Semoga para kaum muda hari ini semangat menjaga intelektualitas dengan membaca sehingga pisau analisis tajam dan tertata. Semoga saja!

 

Penulis : Mahfut Khanafi (Mudabicara)

Tulisan Terkait:

1 komentar

Komentar ditutup.