Apa Itu Positivisme? Aliran Filsafat Auguste Comte

Muda Talks2821 Dilihat

Mudabicara.com_ Setiap mahasiswa tentu pernah belajar filsafat, biasanya mereka hanya belajar filsafat pada pengantar saja. Namun tak sedikit dari mereka mengalami kebingungan tentang apa manfaat belajar filsafat dan apa tujuanya.

Kadang belajar filsafat memang membingungkan. Selian banyak sekali tokoh filsafat, ilmu filsafat juga memiliki perkembangan cepat dan banyak sekali aliran di dalamnya. Nah! kini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang filsafat positivisme.

Apa itu positivisme, siapa tokohnya, bagaimana perkembangannya, apa saja pokok-pokok pemikirannya, apa kelebihan dan kekuranganya?. Selengkapnya simak ulasan kami berikut ini:

BACA JUGA : Profil dan Pemikiran Bapak Sosiologi Auguste Comte

Apa itu Positivisme?

Positivisme adalah sebuah aliran filsafat yang dicetuskan oleh dua pemikir dari Perancis Henry Saint Simon dan salah satu muridnya Auguste Comte. Namun demikian pemikiran soal positivisme ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak lama oleh seorang filsuf Inggris Francis Bacon.

Munculnya aliran positivisme tidak lain adalah bentuk penyeimbang antara aliran empirisme dan aliran rasionalisme.  Aliran positivisme memandang kebenaran dapat didapatkan manusia melalui bukti yang logis, empiris dan terukur. Positivisme menekankan aspek faktual pengetahuan khususnya pengetahuan ilmiah.

Berbeda dengan aliran empirisme dan rasionalisme. Aliran empirisme yang memandang ilmu pengetahuan manusia harus melalui panca indera atau berhubungan dengan pengalaman. Empirisme memusatkan pengetahuan pada panca indera.

Aliran Rasionalisme memandang ilmu pengetahuan manusia berasal dari ajaran yang berdasarkan rasio dan ide-ide yang masuk akal.

BACA JUGA : Mengenal Teori Hukum Tiga Tahap Auguste Comte

Menurut Anthony Flew (1984) aliran positivisme adalah falsafah yang lahir abad XVIII dengan mengatur alur tradisi. Pada prinsipnya paradigma Galilean sudah menjadi dasar Auguste Comte menganalisis kehidupan sosial manusia dan masyarakat.

Auguste Comte menuangkan pemikirannya dalam sebuah karya berjudul Course of Positive Philosophy. Dalam tulisannya Comte menyatakan ada tiga tahap teori perubahan sosial masyarakat.

Pertama adalah tahap teologis yang berarti orang masih percaya kekuatan-kekuatan supranatural. Kedua tahapan metafisis yang berarti manusia tidak lagi percaya hal-hal yang supranatural tetapi mulai percaya kekuatan-kekuatan abstrak yang melekat sama semua benda dan menjadi sebab dari segala hal.

Terakhir, tahap positivisme yang berarti manusia memiliki daya dan upaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memahami segala bentuk fenomena alam dan sosial.

Metode positivisme ini bagi Comte dapat memberikan penjelasan mengenai kehidupan sosial manusia. Baginya segala peristiwa kehidupan manusia merupakan proses aktualisasi yang dapat dianalisis melalui hukum sebab-akibat.

Comte berpendapat setiap perbuatan manusia tidak bisa diartikan hanya dari niat dan tujuannya sebab hal itu tidak memiliki dasar sekaligus tidak ilmiah.

BACA JUGA : Mengenal Karya Auguste Comte: Course of Positive Philosophy

Ciri-Ciri Aliran Positivisme

Ada beberapa ciri-ciri agar mudah memahami aliran positivisme. Selain dapat mempermudah ciri-ciri aliran positivisme ini akan membantu kalian memahami secara cepat dan tepat. Selengkapnya simak ulasan ciri-ciri aliran positivisme berikut ini:

Membedakan Kajian Ilmu Alam dan Ilmu Sosial 

Aliran positivisme memandang ilmu alam dan ilmu sosial memiliki cara dan metode yang berbeda untuk meraih kebenaran. Namun yang meski digaris bawahi ilmu alam dan ilmu sosial sama-sama melakukan observasi dan penelitian untuk mencapai kebenaran.

Memadukan Empirisme dan Rasionalisme 

Aliran positivisme mencoba menjembatani antara paham empirisme dan rasionalisme. Dalam aliran positivisme panca indera dan rasionalisme menjadi alat untuk memperoleh kebenaran.

Menggunakan Logika Dalam Pemikiran Dasar

Secara umum aliran positivisme akan menggunakan logika sebagai medium utama untuk menentukan kebenaran sebuah fenomena. Panca Indera hanya sebagai medium untuk menganalisis tahap awal.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sosiologi Untuk Anak Muda

Menggunakan Metode Ilmiah

Aliran Empirisme menempatkan metode ilmiah dalam setiap penelitian. Metode yang dipakai bersifat konvensional sehingga orang tidak sembarang dalam menentukan sebuah kebenaran.

Metode ilmiah ini berguna untuk melakukan pengumpulan data, observasi sampai pada penentuan hasil akhir. Hasilnya benar dan salah bisa di pertanggung jawaban baik secara data dan metode.

Tidak Percaya Mitos Dan Kekuatan SupranatuRal

Teori perubahan sosial tahap positivisme Auguste Comte menjadi dasar utama aliran positivisme. Segala bentuk fenomena baik sosial maupun alam harus dapat dibuktikan secara ilmiah.

Menolak Kebenaran Yang Tidak Berbasis Ilmiah 

Pada masa sebelum positivisme ada masyarakat memang mempercayai sesuatu yang bersifat abstrak dan supranatural. Masyarakat pra-positivisme masih mempercayai kekuatan-kekuatan gaib seperti dewa.

Aliran positivisme menolak semua itu dengan membuat metode dan eksperimen dengan mengadopsi kajian-kajian ilmu alam.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Filsafat Untuk Anak Muda

Kelebihan dan Kekurangan Aliran Positivisme

Kelebihan Aliran Positivisme

Aliran positivisme dengan tokoh utamanya Auguste Comte mampu membawa kemajuan secara signifikan pada bidang teknologi. Dasar pemikiran positivisme adalah ilmiah dan rasional meski pada tataran epistemologi dan ontologi.

Di lain sisi semangat positivisme Comte mampu membangun jiwa aktif, kreatif dan optimis dalam mencari data. Positivisme menekankan adanya observasi dalam mencari fakta bahkan dalam hal melihat masa depan.

Dalam aliran ini manusia dipaksa untuk menjelaskan realitas berbasis data agar kebenaran dapat dipertanggung jawabkan. Artinya manusia punya akurasi dalam melihat kehidupan.

Kekurangan Aliran Positivisme

Aliran positivisme secara keseluruhan meniadakan hal-hal yang bersifat abstrak. Nilai-nilai agama dan kemanusian menjadi hal yang tidak penting

BACA JUGA : Sistem Politik Otokrasi, Pengertian, Faktor dan Ciri-cirinya

Meskipun pada akhirnya pikiran positivisme ini malah dikritik oleh Comte sendiri di dalam karya keduanya berjudul System of Positive Politics. Dalam tulisannya Comte menyebut pentingnya sebuah agama atau teologis di zaman positif. ia menyebutnya dengan “agama humanitas”.

Auguste Comte seakan mengalami titik balik dalam pikirannya. Awalnya seorang positivis rasional dan ilmiah menjadi seorang yang agamis dan humanis.

Latar belakang kenapa Auguste Comte berubah drastis adalah Ia jatuh cinta kepada seorang wanita pujaan hatinya bernama Clothilde de Vaux.  Pasca Auguste Comte Jatuh cinta, ia seakan mengalami tamparan mutlak saat tidak dapat menjelaskan perasaan cinta secara ilmiah.

Positivisme lupa bahwa manusia terdiri dari faktor biologis dan fisik. Rasa senang, bahagia dan sedih jelas tidak serta merta dapat dijelaskan secara empiris dan rasional. Meskipun ada metode ilmiah orang akan sulit menjelaskan kenapa mereka jatuh cinta kepada A bukan B.

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya namun aliran positivisme mampu membawa metode dan struktur berpikir manusia ke dalam rasional dan ilmiah. Alhasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat kita rasakan sampai hari ini.

BACA JUGA : Mengenal Teori Graham Allison Tentang Proses Kebijakan Luar Negeri dan Contohnya

Dengan kata lain, positivisme mampu membangun peradaban manusia sampai seperti sekarang dan tentu akan terus menjadi pijakan-pijakan dalam dasar pemikiran modern.

Sekian pembahasan mengenai apa itu positivisme? semoga mampu menumbuhkan semangat anak muda untuk terus belajar dan berkarya. Selamat Membaca!

Tulisan Terkait: