Mudabicara.com_ Sistem pemerintahan diktator merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang hampir sama dengan sistem politik otoriter. Penguasa dalam sistem pemerintah ini memiliki kekuasaan absolut tanpa adanya konstitusi yang mengikat secara jelas.
Pada umumnya pemerintahan diktator dipegang oleh seseorang yang berlatar belakang jenderal militer. Selain memiliki kekuatan dan persenjataan, negara yang menjadikan seorang militer pemimpin, biasanya sedang mengalami situasi politik yang labil.
Nah! penasarankan untuk mengetahui lebih jauh tetang apa itu sistem pemerintahan diktator, untul lebih jelasnya simak ulasan artikel mudabicara berikut ini.
Sekilas Pengertian Sistem Pemerintahan Diktator
Menurut catatan sejarah kata diktator pertama kali muncul saat peristiwa krisis terjadi di Republik Romawi. Diktator kala itu digunakan untuk menunjuk seorang hakim sementara yang memiliki kekuasaan luar biasa.
Baca Juga : Pengertian Sistem Pemerintahan, Macam dan Contohnya
Secara terminologi sistem pemerintahan diktator adalah bentuk sistem pemerintahan dengan penguasa yang kejam, otoriter bahkan cenderung melakukan kekerasan kepada rakyat.
Diktatorisme sendiri memiliki arti sebuah faham yang dijalankan suatu negara dengan penguasa seorang yang otoriter atau diktator.
Di sisi lain, sistem pemerintahan diktator memiliki latar belakang proses kekerasan dan kudeta dalam mendapatkan kekuasaan politik
Meskipun dalam sistem politik pemerintahan otoriter penguasa tidak memberikan kebebasan pada warga negara namun dalam tata kelola pemerintahan dan masyarakat kekerasan belum nampak vulgar.
Dalam berbagai hal sistem pemerintahan diktator adalah kebalikan dari sistem politik demokrasi yang meletakan kepentingan rakyat pada garis terdepan.
Menurut Jules Archer (1985:9) pemerintahan diktator adalah sorang penguasa yang mendapatkan kekuasaan mutlak namun tidak memberi perhatian kepada aspirasi rakyat.
Baca Juga : Sistem Politik Otoriter, Pengertian, Macam dan Ciri-cirinya
Dalam buku Kamus Politik Amien Rais, Sugiono, Iin Herlina dan Usmar Salam (1985:50) mendefinisikan sistem pemerintahan diktator adalah suatu pemerintahan yang melaksanakan pemerintahan dengan brutal dan menindas terhadap kelompok oposisi sebab adanya kekuasaan yang absolut.
Penyebab Munculnya Sistem Pemerintahan Diktator
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya sistem pemerintahan diktator pada suatu negara. Hal tersebut bisa berupa keadaan politik, budaya bahkan ekonomi.
Beberapa hal yang menyebabkan adanya sistem pemerintahan diktator versi mudabicara antara lain:
1. Undang-Undang Negara Melegitimasi Tidak Adanya Oposisi
Dalam praktek menjalankan pemerintahan seorang diktator akan mencoba mengamandemen undang-undang guna kepentingan kekuasaan serta meminimalisir musuh politik dapat berkuasa.
Opisisi akan mendapatkan ancaman jika menjalankan kepentingan politik bahkan tak jarang oposisi akan menerima kekerasan bahkan pembunuhan atas dalih keamanan.
Biasanya negara dengan sistem ini akan mendirikan satu partai dan menghabisi opisisi dan jika penguasa militer akan mendirikan kediktatoran militer.
Beberapa negara yang pernah melakukan praktek ini adalah Uni Soviet dan Italia. Dalam menekan oposisi partai komunis Uni Soviet membuat partai bayangan yang sama-sama memiliki kesempatan dalam kontestasi pemilihan.
Artinya siapapun yang terpilih pada dasarnya adalah orang yang memiliki kepentingan partai komunis. Sedangkan dalam pemerintahan Italia, dewan Facist memiliki syarat tentang calon parlemen wajib dari golongan facist.
2. Rakyat Tidak Puas Terhadap Pemerintahan
Pada awalnya masyarakat menaruh ketidakpercayaan terhadap sistem pemerintahan sebelumnya. Penyebabnya bisa karena kekuatan politik dan ekonomi lemah sehingga pemerintahan tidak berjalan secara baik dan efektif.
Baca Juga : Sistem Pemerintahan Despotisme, Pengertian Dan Ciri-Cirinya
Hal tersebut bisa kita lihat pemerintahan Indonesia sebelum Soeharto dan pemerintahan Italia sebelum adanya fasisme.
3. Keadaaan Masyarakat Yang Terpuruk
Pada umumnya sistem pemerintahan diktator muncul sebagai bentuk pemerintahan karena dahulunya negara tersebut mengalami penjajahan, kolonialisme, kemiskinan dan penderitaan.
Ide dan gagasan agar masyarakat beranjak dari kondisi semula selalu digalakan sehingga secara perlahan masyarakat mengerti, mengikuti serta menerimanya.
Beberapa contoh fenomena ini terjadi di negara Rusia saat mengikuti gagasan Lenin dan Negara Jerman saat mengikuti ide dan gagasan seorang Adoft Hitler.
4. Adanya Kekerasan, Kudeta dan Ekstra Konstitusionil
Dalam berbagai kasus negera yang mengadopsi sistem pemerintahan diktator berawal dari proses kekerasan, kudeta dan ekstra konstitusionil.
Beberapa contoh yang mengambarkan hal tersebut adalah Nazi Jerman. Pada waktu itu Nazi dapat memegang kekuasaan secara konstitusional dengan menguasai jumlah kursi di parlemen.
Musolini terpilih sebagai perdana menteri di Italia dan golongan Bolswyk yang mampu berkuasa di negara Rusia
Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Diktator
Sebagai bentuk pemerintahan yang memiliki kekuasaan absolut, sistem pemerintahan diktator memiliki berbagai macam ciri-ciri yang melekat antara lain:
1. Partai Sebagai Polisi Negera
Arti dari partai sebagai polisi negara adalah pada awalnya partai adalah salah satu kendaraan konstitusonal seorang diktator dalam meraih kekuasaan dan kursi parlemen.
Namun ketika sudah mampu berkuasa fungsi partai secara perlahan berubah, banyak dari orang-orang partai mendapat kursi jabatan dan menjadi polisi negara.
Baca Juga : Sistem Politik Totaliter, Pengertian, Macam dan Ciri-Cirinya
Dari proses inilah sistem keamanan kekuasaan bermula melalui ancaman hukuman, intimidari dan menerengut kebebasan serta hak-hak individu.
Kadang untuk memperkuat legitimasi kekuasaan para pemimpin diktator mengunakan teknik opini publik dan propaganda agar masyarakat terus menaruh perhatian dan kepercayaan kepada pemerintah.
2. Dominasi Prinsip Pemimpin
Dalam sistem pemerintahan diktator biasanya seorang pemimpin dipersonifikasi sebagai bangsa dan negara.
Seorang Nazi bernama Adoft Hiltler yang terkenal dengan kediktatoran totaliter modern permah memakai cara tersebut dalam proses kepemimpinannya.
Adoft Hitler dengan kekuasaan absolutnya memperkenalkan diri sebagai orang nomor satu di Jerman namun sayangnya negara dengan dominasi prinsip pemimpin yang kuat akan runtuh bersamaan ketika pemimpin tersebut jatuh atau meninggal dunia.
3. Adanya Penindasan
Dalam menjalankan pemerintahan penguasa diktator mengunakan cara-cara yang menindas dalam mencapai keteraturan sosial. Pemerintahan dengan sistem ini tidak mentolerir adanya oposisi. Oposisi adalah entitas yang membahayakan kekuasaan sehingga harus dihilangkan dalam proses pemerintahan.
Selain itu hak asasi manusia bukan persoalan penting sebab hak asasi manusia bagi penguasa adalah sebuah kelemahan. Dalam konteks pengambilan keputusan atau kebijakan pemimpin adalah aktor utama, Parlemen hanyal instrument tangan kanan penguasa.
Di sisi lain, dalam sistem pemerintahan diktator lembaga kontroling seperti media hanya sebagai penyambung informasi positif pemerintahan.
Alhasil berbagai peristiwa yang merugikan pemerintah akan diberitakan terbalik sehingga opini publik tetap memberi kepercayaan terhadap pemerintah.
4. Praktek Totaliterisme
Ciri sistem pemerintahan diktaktor selanjutnya adalah adanya totaliterisme.Totaliterisme adalah bentuk kekuasan absolut yang terdistribusi melalui bentuk kebijakan dan keputusan hanya berdasarkan penguasa.
Dalam totaliterisme tidak ada kritik dan saran dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan sehingga warga negara mau tidak mau harus tunduk dan patuh.
Baca Juga : Sistem Politik Diktator, Pengertian, Macam dan Ciri-cirinya
Cita-Cita bangsa dan negara perspektif penguasa harus didukung secara menyeluruh oleh seluruh warga negara.
5. Adanya Demokrasi Palsu
Dalam beberapa kasus wajah diktator mengunakan narasi sistem demokrasi dalam melagengkan kekuasaannya. Dalam prakteknya demokrasi yang didengungkan adalah demokrasi palsu.
Sebab hak asasi manusia dan kebebasan individu hanya dalam ucapan sebab realitanya banyak sekali praktek-praktek kekuasaan yang melanggar hak asasi manusia dan mecengkram kebebasan individu.
Praktek kekuasaan seperti ini tercermin saat negera Indonesia dipimpin oleh seorang jenderal bernama Soeharto. Soeharto sebagai tokoh hadir dengan membawa narasi demokrasi namun dalam prakteknya lebih cenderung mengunakan sistem pemerintahan diktator.
Hal tersebut tercermin dari tidak adakan kebebasan berpendapat dan berkumpul serta peran media yang menjadi corong pemberitaan pemerintah.
Selain itu, jika ada seseorang atau kelompok melakukan protes terhadap kebijakan maka akan mendapatkan ancaman dan intimidasi bahkan beberapa sampai pada penculikan dan pembunuhan.
6. Agresif Urusan Politik Luar Negeri
Penguasa diktator biasanya memiliki pandangan politik luar negeri yang agresif dengan tujuan mengatasi persoalan domestik dan dunia.
Sebagai contoh pandangan nihilme Nazi yang menjadikan Adoft Hitler sebagai musuh bersama bagi negara-negara semenanjung Eropa.
Selama berkuasa dalam kurun waktu tahun 1988-1945 Adoft Hitler telah melakukan banyak kejahatan perang sampai pada praktek Genosida.
Musuh utama Hitler awalnya bukan negara lain melainkan kaum Yahudi namun agresifitas Hitler yang keluar dari batas kedaulatan negaranya mengakibatkan ia menjadi musuh bersama.
7. Penanaman Ideologi
Ciri terakhir dari sistem pemerintahan diktator adalah adanya ideologi. Ideologi merupakan sumber energi satu-satunya dalam mempengaruhi rakyat dengan merasa sebagai bangsa paling benar dan tangguh.
Dengan narasi eklusif tersebut warga negara merasa menjadi bangsa dan negara paling benar sehingga ia akan menindas negara yang mereka anggap lebih rendah.
Baca Juga : Sistem Politik Demokrasi, Pengertian, Macam dan Ciri-cirinya
Praktek tersebut dapat kita jumpai pada fenomena Nazi yang ada di Jerman yang merasa sebagai salah satu bangsa terbaik yaitu Ras Aria.
Pada akhirnya sistem pemerintahan diktator adalah sistem pemerintahan yang pernah mewarnai berbagai sendi sejarah politik dunia. Dan anehnya pada kondisi tertentu diktator memiliki wajah yang berbeda dari satu negara dengan negara lainnya.
Sekian penjelasan mengenai sistem pemerintahan diktator kali ini semoga menjadi bahan bacaan ilmu politik untuk sahabar mudabicara, selamat membaca!