Mengenal Teori Fakta Sosial Emile Durkheim

Sosok Inspiratif2536 Dilihat

Mudabicara.com_ Bagi para pecinta ilmu sosiologi Emile Durkheim merupakan salah satu tokoh yang hasil pemikiranya perlu ditelaah. Sebagai seorang filsuf dan sosiolog kontribusi Emile Durkheim tak kalah hebat dengan para pemikir terdahulu seperti Auguste Comte, Herbert Spencer dan sosiolog semasanya Max Weber.

Karya Emile Durkheim berjudul L’Année Sociologique berisi tentang penelitianya tentang ilmu sosiologi. Sama seperti Max Weber, Emile Durkheim juga terkenal sebagai Bapak Sosiologi Modern.

Dalam tataran teori Emile Durkheim memberi pengaruh yang signifikan dalam perkembangan ilmu sosiologi. Beberapa teori hasil pemikirannya yaitu tentang fakta sosial dan tatanan sosial. Durkheim mencoba mengabungkan pendekan empiris dan teori sosiologi pada kajian-kajiannya.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sosiologi Untuk Anak Muda

Nah! kali ini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang teori fakta sosial Emile Durkhem berserta pengaruhnya terhadap perkembangan keilmuwan sosiologi dan dunia intelektualisme umumnya. Lebih lanjut simak ulasan mudabicara berikut ini:

Sekilas Mengenal Emile Durkheim

David Emile Durkheim lahir di sebuah kota bernama Epinal tepat sebelah timur laut Perancis pada 15 April 1858. Ia lahir dari seorang ayah bernama Moise Durkheim dan ibu Melanie Isidor Durkheim. Kedua orang tua Emile Durkheim termasuk penganut Yahudi yaang taat.

Dalam perkembangan keilmuannya Durkheim medapat pengaruh dari para pemikir-pemikir aliran positivisme sebelumnya seperti Herbert Spencer dan Auguste Comte. Hasil bacaan terhadap pemikirian kedua tokoh tersebut membawa Emile Durkheim tertarik dengan metode pendekatan ilmiah.

Sebagai calon pemikir besar Emile Durkheim sudah menunjukan bakatnya sejak kecil. Ia merupakan anak yang cerdas dan pintar. Hal itu terbukti saat ia diterima di salah satu sekolah ternama Ecole Normale de Superieure.

BACA JUGA : Mengenal Teori Hukum Tiga Tahap Auguste Comte

Sekolah yang konon melahirkan banyak pemikir hebat di Perancis. Di sekolah Ecole Normale de Superieure inilah Emile Durkheim bertemu dengan para ilmuwan lain seperti Jean Jaures, Henry Bergson dan Pierre Janet.

Ketertarikan Emile Durkheim terhadap ilmu sosial selain hasil bacaan terhadap karya aliran positivisme tetapi juga karena Durkhem melihat belum adanya analisis pendekatan ilmiah dalam ilmu sosial-kemasyarakatan khususnya sosiologi.

Pada waktu itu sistem pendidikan Perancis memang belum menemukan formula terkait kurikulum ilmu sosial. Banyak mahasiwa lebih tertarik belajar ilmu fisafat, biologi dan psikologi.

Selain itu semangat Durkheim dalam menekuni ilmu sosial karena keinginannya untuk membawa ilmu sosiologi keluar dari pengaruh bayang-bayang filsafat dan meletakanya ke dalam ilmu yanda dapat berdiri-sendiri.

Beberapa karya Emile Durkheim yang terkenal adalah On the Division of Social Labor, The Rules of Sociological Method, Suicide, and The Elementary Forms of Religious Life.

Namun selian karya tulis di atas masih banyak lagi tulisan dan analisis Durkheim yang diterbitkan setelah ia meninggal dunia. Emile Durkheim menghembusan nafas terakhir pada 1917 pasca terserang penyakit lumpuh.

Mengenal Teori Fakta Sosial Emile Durkheim

Teori fakta sosial merupakan salah satu kontribusi paling signifikan Emile Durkheim terhadap perkembangan ilmu sosiologi. Bagi Durkheim fakta sosial adalah hal-hal di luar individu seperti institusi, status, peran, hukum, kepercayaan, norma dan nilai-nilai yang ada di luar individu yang dapat membatasi individu.

BACA JUGA : Mengenal Teori Tindakan Sosial Max Weber

Konsep teori fakta sosial memang dirancang untuk membahas lingkungan sosial yang membatasi perilaku individu. Dengan teori fakta sosial, Durkheim mencoba melepaskan sosiologi dari psikologi dan filsafat.

Menurutnya teori fakta sosial adalah cara padang seseorang dalam melakukan tindakan sosial melalui proses berpikir yang berdasar sikap koersif dalam kehidupan bermasyarakat.

Lebih lanjut, Sosiologi harus menjadi ilmu yang mandiri dengan menjadikan fakta sosial sebagai pokok persoalan melalui penelitian dan riset empiris.

Ilmu sosiologi tidak lagi mebahas ide sebagai pokok persoalan seperti para pemikir terdahulu namun sosiologi harus menjadi ilmu yang berbasis kegiatan empiris. Ilmu sosiologi tidak boleh seperti filsafat yang berbasis kegiatan mental.

Salah satu karya Emile Durkheim yang fokus pada sosiologi dengan pendekatan empiris berjudul The Rule of Sociological Method (1985) dan Le Suicide (1987).

George Ritzer menjelaskan karya Durkheim The Rule Of Sociological Method merupakan gambaran dasar tentang metode penelitian emipiris dalam sosiologi.

Sedangkan karyanya yang berjudul Le Suicide merupakan hasil penelitianya terkait pengaruh agama dan gejala bunuh diri dengan mengunakan metode empiris.

Membaca Fakta Sosial Melalui Fenomena Bunuh Diri

Emile Durkheim melakukan penelitian tentang fenomena bunuh diri. Hasil penelitianya menyatakan bahwa bunuh diri merupakan fakta sosial yang dipengaruhi oleh fenomena sosial. Fenomena sosial yang dimaksud seperti perceraian, masalah ekonomi, agama, disintegrasi sosial dan regulasi sosial.

Penelitian tersebut kemudian menjadi ilustrasi terkait teori fakta sosial. Di mana ia meneliti statistik tentang bunuh diri di berbagai negara Eropa.

Pada statistik bunuh diri, Ia mengklaim  bahwa statistik tersebut sebagai fakta sosial meskipun sebenarnya banyak kejanggalan karena rentan mengalami manipulasi.

BACA JUGA : Mengenal Karya Auguste Comte System of Positive Politics

Sebagai contoh penelitian mencatat bahwa tingkat bunuh diri seorang pria 3 kali lebih tinggi daripada tingkat bunuh diri seorang wanita dan khusus pria tingakat bunuh diri tertinggi di usia 40-an. Hasil penelitian menunjukkan penyebab orang bunuh diri paling besar karena faktor sosial-ekonomi.

Namun bagaimana tentang kematian karena kecelakaan atau karena musibah apakah hal itu juga termasuk dalam fenomena bunuh diri?. Oleh karena itu, fakta sosial tentang bunuh diri tidak memiliki validitas kebenaran mutlak.

Durkheim berpendapat tingkat bunuh diri meningkat ketika ada terlalu banyak atau terlalu sedikit disintegrasi dan regulasi dalam masyarakat.

Cara Pandang Fakta Sosial

Pijakan awal fakta sosial adalah kolektif individu sama dengan ilmu sosiologi yang mengidentifikasi hubungan antara kondisi sosial dan perilaku masyarakat. Realitas sosial merupakan sesuatu fakta sosial yang nyata dan tidak dapat diturunkan ke dalam tingkat individu.

Sama halnya dengan kehidupan manusia lebih besar dari jumlah sel-sel individu yang menyusunya sekaligus masyarakat memiliki realitas lebih tinggu daripada individu yang membentuknya.

Durkheim menganalogi dengan sebuah bagunan, bagaimana struktur fisik sebuah ruangan membatasi tindakan kita. Misalnya seseorang akan bisa masuk kedalam banguan sebuah rumah hanya melalui dua jalan pintu atau jendela.

BACA JUGA : Memahami Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme Max Weber

Dengan cara yang sama fakta sosial yang membentuk lingkungan sosial kita dan secara langsung membatasi kita. Sebagai contoh dengan adanya norma, nilai, keyakinan, ideologi, dan sebagainya secara efektif ternyata membatasi pilihan-pilahan tindakan sosial kita.

Terakhir, poin utama pemikiran Emile Durkheim adalah seseorang tidak boleh mereduksi studi masyarakat ke tingkat individu, mereka harus tetap pada tingkat fakta sosial agar dapat menjelaskan tindakan sosial berdasarkan fakta sosial.

Tipe-Tipe Fakta Sosial

1. Fakta Sosial Material

Fakta sosial material lebih tertuju pada kajian seputar masalah hukum dan birokrasi. Tentu fakta sosial ini dapat dianalisa dan bersifat empiris sehingga orang dapat melakukan penelitian dengan fakta sosial material.

2. Fakta Sosial Non Material

Fakta sosial non material adalah kebudayaan dan pranata sosial. Non material di sini berarti bahwa fakta sosial tersebut bersifat abtraktif seperti pendapat seseorang, egoisme serta altruisme.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Filsafat Untuk Anak Muda

Kritik Teori Emile Durkheim

Pandangan Durkheim tentang masyarakat dan metode Positivis memang telah dipahami lebih dari 100 tahun yang lalu. Teori ini juga  telah dikritik habis-habisan oleh para Interpretivis dan Postmodernis.

Namun hal tersebut tidak menghentikan banyak peneliti untuk mengadopsi pendekatan kuantitatif dan ilmiah dalam menganalisis tren sosial dan masalah sosial di tingkat masyarakat khusunya tingkat individu. Nampaknya ada pandangan bahwa masyarakat membatasi kita dengan cara yang halus dan sering tidak disadari.

Berbeda dengan teori tindakan sosial Max Weber, teori fakta sosial Emile Durkheim memang meniadakan peran individu sebagai aktor sosial sehingga mendapat kritikan dari berbagai pihak. Padahal Max Weber menjelaskan tindakan sosial merupakan aktivitas sosial yang penuh dengan motif individu.

Kritikus lain, seperti  para ahli fenomenologi berpendapat bahwa seluruh konsep realitas eksternal pada teori fakta sosial itu sendiri cacat, dan alih-alih satu realitas eksternal yang membatasi individu. Ada banyak realitas sosial yang lebih cair dan beragam yang muncul dan memudar dengan interaksi sosial.

BACA JUGA : Mengenal Teori Hermeneutika Hans Georg Gadamer

Dari perspektif ini, kita mungkin berpikir ada sistem norma dan nilai sosial di dunia, tetapi ini hanya akan nyata bagi kita jika kita menganggapnya nyata. Tentu hal ini tidak lebih dari sebuah pemikiran dan dengan demikian dalam kenyataan kita benar-benar bebas sebagai individu.

Terlepas dari kritik atas Emile Durkheim, Ia tetap seorang sosiolog yang berjasa membawa sosiologi sebagai ilmu sosial yang mandiri. Selian itu Emile Durkheim tercatat sebagai Guru Besar ilmu sosial pertama di Prancis.

Analisa tentang metode penelitian empiris pada gejala fakta sosial mampu meletakan sosiologi sebagai ilmu yang dapat bersaing dengan ilmu-ilmu mapan lainya.

 

Oleh : Azizah (Penulis Mudabicara) 

Tulisan Terkait: